Sunday, February 3, 2008

patah hati..

Siapa yang tidak pernah patah hati?? saya pikir semua orang sudah pernah mengalaminya. Walopun pengalamannya berbeda, tapi apa yang dirasakan sama, patah hati. Cepat atau lambat manusia pasti mengalami patah hati. Kalau belum, sayang sekali karena ada episode yang terlewat dalam hidup. Patah hati itu rasanya sakit, terutama perasaan kita yang sakit. Efeknya juga gag bagus, sering ngelamun, sering mengeluarkan air mata *buat artis yang maen film drama, patah hati sangat dianjurkan*, sering ngerasa sakit di dada, dan rasa putus asa lainnya. Bikin hidup jadi gag bergairah, bikin kita gag pengen ketemu sama orang banyak dan lebih menikmati kesendirian. Bahaya jika dibiarkan berlarut-larut karena bikin kita jadi gag produktif.

Gimana caranya ‘menyembuhkan’ patah hati??banyak cara yang bisa seseorang lakukan, cara satu orang tidak akan sama dengan cara orang lain. Cara satu orang belum tentu berhasil untuk orang lain. Waktu yang dibutuhkan juga tidak sama. Kadang cepat, kadang juga butuh waktu yang sangat lama untuk melupakan perasaan patah hati. Apa pun itu, selalu butuh waktu dan proses untuk bisa bangkit kembali dan melupakannya. Itu yang harus disadari oleh setiap orang. Kita tidak bisa memaksakan perasaan itu untuk segera hilang dari diri kita, just accept that u have it, dan jalani itu bersama hidupmu sampai perasaan itu menghilang dengan sendirinya tanpa kita sadari. Akan lebih baik seperti itu daripada kita berusaha mengingkari padahal kita masih merasa sakit dan sedih. Toh, rasa patah hati bukanlah suatu aib atau dosa yang harus ditutupi atau dimintakan ampunan. Patah hati adalah suatu perasaan yang wajar, sama halnya dengan rasa cinta dan benci. Yang salah hanya cara menyikapi rasa patah hati, cinta, maupun benci. Jadi jangan pernah ingkari setiap hal yang terjadi dalam hidup, senang maupun sedih. Karena, bila kita mengingkarinya, kita mengingkari diri kita sendiri dan takdir hidup yang kita jalani.

Yang penting adalah, jangan pernah membiarkan rasa patah hati menguasai seluruh kehidupan kita. Bagaimanapun juga, hidup tidak hanya berpusat pada perasaan kita pada orang yang kita cinta, hidup juga berpusat pada pekerjaan, sekolah, keluarga, teman, diri sendiri, banyak hal. Hidup itu seperti planet bumi. Bagaimana cara kita mengontrol perasaan itu agar tidak berdampak luas pada kehidupan. Masalah yang ada di satu wilayah tidak seharusnya berdampak pada bumi itu sendiri. Masalah di suatu negara tidak akan membuat bumi berhenti berputar bukan?? Bukan berarti bila kita patah hati, hidup pun harus ikut mati dan layu. Karena kebahagiaan dan kesedihan akan seiring sejalan sampai akhir hayat.

Mendekatkan diri pada Tuhan, melakukan banyak hal yang positif dan berusaha adalah salah satu cara untuk ‘menyembuhkan’ rasa ini. Apapun caranya, asalkan itu tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, sah2 saja untuk dilakukan.

Semua episode dalam hidup saya belum pernah ada yang bisa saya lupakan, terutama yang berurusan dengan hati. Tidak ada orang yang mampu melupakan pengalaman patah hatinya, dan memang tidak perlu kita lupakan, tapi saya yakin semua mampu mengatasinya (kalau dia mau dan harus mau).

Berjuanglah untuk mengatasi segala perasaan yang tidak mengenakkan dalam hidup kita. Mulailah untuk menerima segala kenyataan yang ada dan membuat rencana baru untuk masa depan. Biarkan itu menjadi masa lalu dan tertinggal di belakang, simpan dalam kenangan dan menjadi catatan hidup kita. Bersedih itu sah saja, hanya jangan biarkan kesedihan menjadi penguasa hidup. Larut dalam kesedihan bisa membuat kita layu dan mati perlahan. Kalaupun kita tidak bisa melupakan rasa sedih itu, biarkan saja dia berjalan berdampingan dengan hidup. Karena, sekali lagi, kebahagiaan dan kesedihan akan seiring sejalan sampai akhir hayat. Live ur life though ur heart is aching..

Pemahaman saya, kalau kita berani mencintai harus berani juga tidak dicintai. Pasti ada orang lain yang lebih pantas untuk kita cintai dan mencintai kita. Dengan pemahaman ini, sepertinya saya bisa lebih ikhlas dengan apapun yang terjadi dalam hidup saya, baik dulu, sekarang, maupun nanti. InsyaAllah.

No comments: