Sunday, February 3, 2008

teman..


>

Menurut saya, teman merupakan salah satu takdir yang diberikan untuk saya. Pertemuan dengan mereka merupakan bagian dari garis hidup yang harus saya jalani. Ada teman-teman yang menjadi bagian terdekat dari hidup, ada juga teman-teman yang hanya memiliki peran kecil dalam hidup saya. Ada teman yang membawa kesenangan, kesedihan, maupun kemarahan ke dalam jalan hidup saya. Bagaimanapun juga, saya merasa beruntung bisa bertemu, berkenalan, dan berbagi dengan mereka. Teman-teman terdekat tentu memberikan banyak pengaruh bagi diri saya. Saya yang egois harus belajar untuk berbagi dan berkompromi dengan sejumlah orang yang memiliki kepribadian, keinginan, dan pikiran yang berbeda dengan saya. Mereka banyak membantu saya dalam banyak hal, mulai masalah kuliah sampai masalah pribadi. Dari mereka, saya belajar dan menjadi terbiasa untuk menghargai personal space orang lain dan tidak terlalu terlibat dengan kehidupan orang lain bila tidak diminta. Saya belajar, bahwa menjadi teman bukan berarti harus menjadi pribadi yang identik dan bukan berarti harus selalu sama dalam setiap hal. Menjadi teman tidak harus memiliki pola pikir yang sama. Terlalu ikut campur dan anti perbedaan, adalah salah satu kesalahan yang pernah merusak hubungan pertemanan saya dengan orang lain dan meninggalkan luka yang cukup dalam bagi saya, dan salah satu dari banyak hal yang ingin saya perbaiki bila saya diberikan kesempatan untuk kembali ke masa lalu. Dan teman-teman saya, saya tidak tahu apakah ini hanya kebetulan saja atau jalan untuk memperbaiki kesalahan, adalah orang-orang yang bisa mnghargai dan memberi ruang untuk setiap hal yang saya lakukan dan yang saya rasakan. Mereka adalah contoh bahwa teman bukan berarti harus ikut campur dalam setiap urusan temannya yang lain. Bahwa menjadi dekat bukan berarti menghapus batasan dan mempersempit personal space seseorang. Kami dekat tetapi terbiasa untuk menghargai privasi setiap orang. Selama ini mereka tidak pernah terlalu ikut campur dalam kehidupan maupun masalah yang saya alami. Bukan berarti cuek. Tapi hanya memberi ruang agar saya mampu mengatasi masalah dengan cara saya sendiri. Saya tahu, mereka mengerti dan tahu lebih banyak dari yang saya kira. Tapi mereka menghargai saya dengan tidak terlalu banyak bertanya tentang apa yang saya rasakan dan saya alami selama ini. Dan saya sangat bersyukur dan berterima kasih untuk itu. Mereka memberikan saya kenyamanan dalam menghadapi masalah saya. Mereka, dengan caranya sendiri, sudah membantu saya untuk mengatasi setiap rintangan yang saya hadapi. Dan tidak hanya dengan saya, tapi kami bersikap seperti itu pada setiap teman-teman terdekat kami. Memberi ruang dan kesempatan untuk mengatasi masalah kami sendiri, terkadang memberi rambu dan peringatan atas apa yang sedang kami lakukan. Tapi tidak memaksa, karena kami semua sadar bahwa masing-masing dari kami adalah orang dewasa yang punya hak atas kehidupan masing-masing, dan punya cara terbaik sendiri dalam memandang hidup dan dalam mengatasi masalah. Bukan berarti tidak peduli. Karena teman-teman saya akan selalu menjaga, membentuk lingkaran bagi setiap teman yang membutuhkan bantuan. Berjaga-jaga untuk menyangga bila salah satu dari kami terjatuh. Mereka memberi saya, khususnya, kesempatan untuk menikmati hidup dan tetap menjadi diri saya sendiri. Ikatan yang ada di antara kami tidak membuat saya harus kehilangan jati diri saya sebagai seorang manusia, tdak seperti kebanyakan hubungan pertemanan yang memaksa seseorang untuk kehilangan jati dirinya dan menjadi sosok lain hanya untuk dapat diterima oleh teman-teman lainnya. Kami adalah kami dengan banyak perbedaan didalamnya.

No comments: